Persoalan Lingkungan dan Keamanan pada Industri Asam Sulfat
Persoalan
Lingkungan dan Keamanan pada Industri Asam Sulfat
1.
Limbah Industri Asam Sulfat
Industri asam sulfat merupakan industri kimia yang
sebagian besar prosesnya menggunakan bahan kimia. Dalam suatu proses industri
tentu menghasilkan limbah, termasuk industri kimia. Industri asam sulfat
menghasilkan limbah industri yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang
ke lingkungan. Berikut beberapa jenis
limbah industri asam sulfat :
a.
Limbah Cair
1)
Sisa-sisa atau tumpahan produk asam sulfat saat
pengisian ke dalam kemasan(drum plastik, jerigen, mobil tangki)
2)
Kebocoran pipa aliran
3)
Kebocoran tangki penyimpanan
b.
Limbah Padat
1)
Impuritas
2)
Limbah domestik
c.
Limbah Gas dan Debu
1)
Debu sulfur yang terbawa angin saat pencurahan
sulfur di kawasan peleburan sulfur dan penyimpanan.
2)
Kebocoran aliran pipa gas Sox
3)
Gas sisa proses yang masih terkandung Sox
2.
Pengelolaan Limbah Industri Asam Sulfat
Setiap limbah industri baik berupa cairan, gas
maupun padat harus diolah terlebih dahulu untuk mencegah pencemaran yang
terjadi disekitar lokasi industri. Pengolahan limbah ini harus dilakukan secara
tepat agar saat dibuang ke lingkungan tidak merusak lingkungan.
a.
Limbah
cair
1)
Membuat saluran yang terhubung dengan unit
pengolahan limbah. Lalu limbah dinetralkan dengan kapur. Air buangan dimonitor
dengan alat pH control yang dilengkapi dosing
pump dengan penetral soda kaustik (NaOH), sehingga akan mengalami
pengendapan. Limbah terus dinetralisasi sampai memenuhi standar mutu limbah
cair.
2)
Membangun tembok sehingga tidak ada aliran yang
langsung ke luar pabrik.
3)
Menanam tanaman dan memelihara satwa air di kawasn
pabrik sebagai inkator adanya pencemaran.
b.
Limbah
padat
1)
Limbah dikumpulkan ke bak/tempat penampungan khusus
seementara, lalu pada waktu tertentu akan dibuang ke tempat pembuangan akhir
(TPA).
2)
Memanfaatkan limbah padat menjadi barang yang
bermanfaat, seperti jerigen dan drum plastik.
d.
Limbah Gas dan Debu
1)
Membangun
cerobong yang tinggi (±42m) dengan tujuan mempermudan dan mempercepat
penguraian gas. Selain itu, dengan adanya corong yang tinggi, gas yang terbuang
tidak langsung berdampak ke pemukiman atau lingkungan.
2)
Pembuatan titik sampling di cerobong untuk
pemeriksaan kandungan gas.
3)
Saat terjadi kebocan pipa, maka proses harus
dihentikan dan dianalisa kebocorannya lalu dibenahi.
3.
Bahaya Asam Sulfat
Asam sulfat termasuk bahan kimia yang memiliki sifat
korosif sangat berbahaya. Sifat tersebut dibuktikan dengan percobaan penetasan
asam sulfat ke selembar kertas maka kertas tersebut lama kelamaan akan terbakar
seperti dibakar dengan api. Oleh karena itu, dalam proses dibutuhkan sikap
hati-hati.
Asam sulfat berbahaya bagi kesehatan, misalnya
kulit, mata, pernafasan, dan gigi. Bahaya asam sulfat bagi kulit yaitu bisa
menyebabkan luka bakar di jaringan kulit. Paparan langsung asam sulfat
menyebabkan iritasi pada mata, gangguan pernafasan, dan dapat juga menyebabkan
gigi terkikis.
Tumpahan
asam sulfat yang kontak dengan logam akan menyebabkan pelepasan hidrogen
sehingga terjadi kebakaran. Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian dalam
penggunaan asam sulfat.
Penanganan apabila asam sulfat terkena jaringan
kulit yaitu bersihkan dengan air yang mengalir selama 15 menit. Apabila
terdapat luka bakar, segera berikan salep atau periksa ke dokter. Apabila asam
sulfat terhirup, maka segera hirup udara segar. Jika tertelan, berikan segelas
susu atau air tetapi jika muntah maka jangan memasukkan apapun ke dalam mulut.
Dan apabila terkena mata, segera bilas mata dengan air mengalir lalu cari
bantuan medis.
Febri Adrian
Komentar
Posting Komentar