PENGUKURAN DENSITAS LIQUID SEBAGAI FUNGSI SUHU
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIS
PENGUKURAN DENSITAS LIQUID SEBAGAI FUNGSI SUHU
I. Tujuan Percobaan
a.
Mengetahui proses melakukan pengukuran
properti suatu zat.
b.
Mengetahui proses perhitungan nilai densitas
dari pengukuran massa dan volume suatu cairan.
c.
Mengetahui nilai densitas dari suatu cairan
yang dipengaruhi oleh suhu.
II. DASAR TEORI
Materi atau zat dapat berfasa padat, cair, atau gas. Cairan
dan gas tidak dapat mempertahankan bentuk yang tetap dan memiliki kemampuan
mengalir sehingga cairan dan gas secara kolektif disebut fluida (Giancoli,
2014). Salah satu besaran karakteristik dari fluida merupakan densitas atau
massa jenis. Benda – benda yang terbuat dari zat tertentu dapat memiliki ukuran
atau massa yang berbeda, namun memiliki massa jenis yang akan selalu sama
(Serway dan Jewett, 2014).
Massa jenis didefinisikan sebagai massa persatuan volime.
Simbol dari massa jenis sendiri adalah (p). Senyawa yang berbeda akan
memiliki massa jenis yan berbeda. Rumus dari massa jenis adalah :
P = m / V (3.1)
Dengan, m = massa (kg)
V
= volume (m3 ).
Pada umumnya, massa jenis dapat
diubah dengan mengubah tekanan atau suhu. Peningkatan pada tekanan akan
meningkatkan nilai dari massa jenis zat. Sedangkan peningkatan pada suhu akan
menyebabkan penurunan nilai massa jenis suatu zat. Namun demikian, ada
pengecualian untuk air pada titik leleh 0 ˚C dan 4 ˚C yang mengalami peningkatan nilai massa jenis.
Hal yang sama juga terjadi pada bahan silikon pada suhu rendah. Jika dilihat
dari formulasi gas ideal bahwa (Imanullah, 2017) :
P
= P.Mr / R.T (3.2)
Dengan, P =
Tekanan,
Mr
= Berat molekuk,
R =
Konstanta gas,
T =
Suhu absolut.
Berdasarkan persamaan (3.2),
terlihat bahwa massa jenis gas akan bertambah apabila tekanan diperbesar, atau
suhu diperkecil. Dari persamaan (3.2) maka akan terlihat ada hubungan antara
tekanan dan temperatur pada nilai massa jenis suatu zat (Imanullah, 2017).
Metode pengukuran massa jenis
zat cair yang paling umum digunakan adalah yang berdasarkan hukum Archimedes.
Hukum Archimedes menerangkan bahwa gaya apung suatu benda yang dicelupkan
ke dalam fluida adalah sama dengan berat fluida yang keluar oleh benda tersebut
(Hunghes, 2006).
Secara eksperimen, hukum
Archimedes yang diterapkan untuk mendapatkan nilai massa jenis zat sesuai
persamaan :
FA = ( mu – mf ) x g (3.3)
Dengan FA merupakan gaya angkat
benda yang dicelupkan kedalam fluida (Newton), mu adalah massa benda yang
ditimbang saat di udara (gram), mf adalah massa benda yang ditimbang ketika
didalam suatu fluida (gram), dan g merupakan percepatan gravitasi (gram / sekon
kuadrat) (Kires, 2007).
Persamaan
(3.3), dapat diubah kedalam bentuk persamaan (3.4) :
VB = F.A / p.f.g
Dengan VB
adalah volume benda yang dicelupkan kedalam suatu fluida (m3), gaya
angkat benda yang dicelupkan dalam suatu fluida (Newton) disimbolkan dengan FA,
massa jenis benda yang dicelupkan ke dalam suatu fluida (kg/m3)
disimbolkan degan pf , dan g adalah percepatan gravitasi (m3/s2)
(Loverude et al, 2003).
Aplikasi dari
hukum Archimedes tersebut merupakan yang melatarbelakangi munculnya berbagai
macam alat untuk mengukur massa jenis suatu zat cair. Peralatan tersebut antara
lain Piknometer, aerometer, hidrometer dan neraca Mohr (Taringan dan Gideon,
2020).
III. ALAT DAN BAHAN
III.1 ALAT
a. Piknometer
b. Neraca analitik
c.
Pipet tetes
d.
Hot plate
e.
Beaker glass 100 ml
f.
Spatula
g.
Gelas ukur 50 ml
h.
Pipet ukur 10 ml
i.
Botol Semprot
III.2 BAHAN
a.
Aquadest
b.
Aseton
c.
Asam asetat 0.05 M
IV. CARA KERJA
1.
Bersihkan
piknometer dan keringkan.
2 . Timbang
piknometer kosong.
3.
Isi
penuh piknometer dengan aquadest dan timbang menggunakan neraca analitik.
4. Catat
massa pikno kosong dan pikno yang telah berisi aquadest.
5. Lakukan
ulang prosedur a s/d d mengunakan larutan asam asetat 0, 05 M dan aceton.
6.
Panaskan
aquadest, aceton, dan asam asetat 0, 05 M hingga suhu yang ditentukan oleh asisten.
7.
Isi
piknometer dengan cairan pada langkah f dan lakukan kembali langkah d dan e.
Febri Adrian
Komentar
Posting Komentar