PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA FISIS
PENENTUAN BERAT
MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS
I. JUDUL PRAKTIKUM
Penentuan Berat Molekul Berdasarkan Pengukuran
Massa Jenis gas.
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat menentukan berat molekul dari
senyawa volatile berdasarkan pengukuran massa jenis gas.
III. DASAR TEORI
Cairan
yang tidak memiliki bentuk yang mampu menyebar dan mencakupi ruang yang
ditempatinya adalah gas. Gas merpakan materi yang partikel – partikelnya tidak
terikat dengan gaya kohesi. Gas sendiri dapat diubah bentuknya menjadi cair
dengan menggabungkan antara memperkecil dan memperbesar tekanan (Lestari,
2010).
Gas juga
memiliki sifat – sifat yaitu gas bersifat transparan, gas memberikan tekanan
dalam wadah yang ditempatinya, gas menempati seluruh volume wadah yang
ditempatinya, gas merupakan wujud materi yang paling mudah dimampatkan gas –
gas akan bercampur secara merata dan sempurna jika ditempatkan dalam wadah yang
sama, jika gas tidak berada dalam sebuah wadah maka volume gas akan memperbesar
sampai tidak ada batasan dan tekanan akan menjadi kecil, apabila gas diberikan
suhu tinggi maka gas akan mengembang dan jika diberikan suhu yang rendah gas
akan mengkerut (Alfian, 2009).
Volume
gas dapat mengikuti volume ruang yang ditempati, hal ini menyebabkan kerapatan
gas mengikuti ukuran dari ruang tersebut. Setiap gas yang memiliki jumlah
molekul sama apabila ditempatkan dalam ruang yang ukurannya sama, dan akan
memiliki kerapatan yang berbeda jika ditempatkan dalam ruangan yang berbeda.
Gas juga memiliki sifat lain yaitu, kompresi dan ekspansi gas, gas dapat
dikompresi dan diekspansikan dengan mengubah tekanannya, sifat ini menunjukan
gas bersifat fleksibel. Kerapatan pada gas lebih ringan dibandingkan dengan
cairan dan padatan. Kerapatannya jadi rendah serta adanya gesekan antar molekul
sehingga dapat diabaikan (Rohyami, 2018).
Gas
ideal mempunyai molekul – molekul kecil yang beregrak, tidak saling
berinteraksi, dan sesuai hukum dengan hukum yang berlaku. Pada tekanan dan suhu
yang optimal, gas seperti oksigen dan nitrogen akan menjadi gas ideal. Setiap
gas yang stabil akan berperilaku ideal jika dialihkan jauh dari kondisi dimana
gas akan mencair ataupun membeku. Gas akan berperilaku seperti gas ideal jika
partikelnya berjauhan dan partiekel tersebut tidak bereaksi secara nyata (
Bueche, 2006).
Gas
terbagi menjadi gas ideal dan gas nyata, gas ideal merupakan idealisasi dari
gas nyata, gas ideal terdiri dari molekul yang bergerak ke segala arah. Maka
dari itu gas ideal juga ditinjau dari segi mikroskopis sesuai dengan teori
kinetik gas (Atkins, 2004).
Hukum
Gas ideal :
1. Hukum Boyle
Hukum boyle menjelaskan bahwa saat gas dalam
suhu yang konstan, volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya. Sedangkan
pada suhu yang selalu konstan dan tekanan gas ditingkatkan dapat menyebabkan
volume dari gas mengecil dan berlaku juga pada keadaan sebaliknya (Atkins,
2004).
P1.V1
= P2.V2 (4.1)
2. Hukum Charles
Hukum Charles menjelaskan bahwa saat tekanan
gas berada dalam keadaan konstan dan suhu ditingkatkan, akan menyebabkan besar
volume dari suatu gas juga akan meningkat, dan berlaku juga pada keadaan
sebaliknya. Volume dari gas pada saat tekanan konstan akan berbanding lurus
dengan suhu mutlaknya (Atkins, 2004).
V1 / T1 = V2 / T2 (4.2)
3. Hukum Avogardo
Hukum Avogardo menjelaskan bahwa jika suatu gas saat
dalam keadaan tekanan dan suhu yang konstan, maka volume dari gas tersebut sama
dengan jumlah dari gas tersebut (Atkins, 2004).
V1 / n1 = V2 / n2 (4.3)
Wujud
dari gas ideal di alam sebenarnya tidak ada. Gas tidak akan mengikuti persamaan
gas ideal pada keadaan tekanan yang besar ataupun tekanan kecil. Faktanya di
alam bebas hanya terdapat gas nyata, penyimpangan dari persamaan gas ideal
dapay terjadi. Partikel dari gas akan mengalami interaksi antara partikel
dengan tarik menarik atau juga tidak (Rohyami, 2018).
Senyawa
volatil merupakan senyawa yang mudah menguap, dikarenakan senyawa volatil
merupakan senyawa yang memiliki titik didih yang rendah. Senyawa volatil yang
memiliki nilai titik didih dibawah 100˚C dipanaskan hingga suhu 100˚C yang ditempatkan dalam
sebuah erlenmeyer yang diberi tutup dengan alumunium foil yang diberikan satu
lubang kecil yang di lubangi menggunakan jarum. Cairan yang didalam erlenmeyer
akan menguap dan memaksa gas untuk keluar melalui lubang yang telah dibuat
sebelumnya. Saat keadaan setimbang, senyawa dalam erlenmeyer yang tersisa hanya
uap cairan bertekanan atmosfer dengan besar volume uap cairan sama dengan besar
volume erlenmeyer tersebut, suhunya sama
dengan nilai titik didih akuades (100 ˚C). Sedangkan massa dari gas dapat
dihitung dengan menimbang erelenmeyer (Bird, 1985).
Untuk menentukan berat molekul dari senyawa volatil dapat
menggunakan persamaan nilai massa jenis dari gas pada gas ideal :
P.V
= n.R.T (4.4)
P.V
= m/Mr R.T (4.5)
P
= m.R.T / V.R (4.6)
P = P.R.T / Mr (4.7)
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1
Alat
a. Labu erlenmeyer 100 ml
b. Gelas ukur 100 ml
c. Alumunium foil
d. Jarum
e. Neraca analitik
f. Karet gelang
g. Beaker glass 1000 ml
h. Hot plate
4.2
Bahan
a. Akuades
b. Aseton
c. Klorofom
d. Propanol
V. CARA KERJA
A. Menentukan volume Erlenmeyer
1. Timbang erlenmeyer kosong dan catat massanya.
2. Masukkan air ke dalam erlenmeyer hingga penuh, kemudian tutup
menggunakan stopper.
3. Timbang erlenmeyer yang berisi air, catat masanya.
4. Hitung volume erlenmeyer tersebut.
B. Mengukur berat molekul berdasarkan massa jenis gas.
1. Mengambil 1 buah labu erlenmeyer yang bersih dan kering
selanjutnya timbang
erlenmeyer tersebut dan catat massanya.
2. Masukan 10 ml larutan volatile ke dalam erlenmeyer bersih, tutup
dengan
aluminium foil dan ikat dengan karet gelang. Usahakan ikatannya
rapat.
3. Buat satu lubang kecil di permukaan aluminium menggunakan jarum.
4. Isi 1000 ml beaker glass dengan 750 ml air dan celupkan Erlenmeyer
yang
telah berisi sampel. Usahakan air tidak menyentuh bagian permukaan aluminium foil.
5. Panaskan erlenmeyer yang telah terendam hingga air mendidih dan
tahan selama 5-10 menit. Liquid
di dalam erlenmeyer akan habis teruapkan. Catat suhu saat air mendidih.
6. Matikan hot plate selanjutnya keluarkan erlenmeyer dari beaker
glass dengan hati-hati
dan dinginkan hingga suhu ruang.
7. Timbang erlenmeyer saat dingin namun sebelumnya buka penutup
aluminium foil,
catat massanya.
Febri Adrian
Komentar
Posting Komentar