Dampak dan Upaya Pencegahan Dampak Industri Nitrogen Terhadap Lingkungan

Dampak Industri Nitrogen Terhadap Lingkungan

a.       Dampak gas nitrogen

  1. Dapat menyebabkan global waming
  2. Menimbulkan hujan asam yang dapat menurunkan kesuburan tanah
  3. Menimbulkan korosi
  4. Apabila terhirup oleh manusia dapat menyebabkan kematian
  5. Dapat menyebabkan iritasi paru-paru dan saluran pernapasana pada manusia

 

b.      Dampak negative pupuk urea

  1. Apabila penggunaan tidak sesuai takaran dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah

Jika pupuk diberikan dalam takaran yang tidak sesuai, dapat mengakibatkan tanah menjadi masam sehingga penyerapan unsur hara terhambat.

  1. Putusnya mata rantai makanan

Apabila salah satu makhluk hidup mati, maka dapat mengganggu mata rantai makanan sehingga mengalami kepunahan. Oleh karena itu, dalam pemberian pupuk harus benar-benar diperhatikan tkarannya agar tidak merugikan salah satu makhluk hidup.

  1. Punahnya mikroorganisme alami pembasmi hama

Tidak hanya tanaman saja yang bergantung pada tanah, sehingga apabila terlalu banyak dalam memberi pupuk dapat mengakibatkan menurunnya kadar imunitas dari beberapa hama dan penyakit

  1. Mudah larut dalam aliran air sehingga dapat merusak ekosistem lainnya

Jika pupuk ikut dalam aliran air maka pupuk tersebut akan mengendap pada tanah yang dilewatinya sehingga dapat menyebabkan ekosistem lainnya rusak

 

c.       Dampak positif pupuk urea

  1. Tanaman terhindar dari hama dan penyakit

Pemberian pupuk kimia dapat menjadikan tanaman lebih sehat dan terhindar dari segala jenis hama dan penyakit.

  1. Tanaman dapat tumbuh dengan cepat dengan pemberian sesuai ukuran

Pupuk memiliki kandungan yang baik sehingga dapat memberikan nutrisi bagi tumbuhan dan tanaman akan tumbuh dengan cepat.

  1. Hasil panen lebih banyak sehingga memberikan keuntungan terhadap petani
  2. Memperkuat unsur hara dalam tanah
  3. Lebih praktis dan mudah digunakan

 

Upaya Pencegahan Dampak Industri Nitrogen

a.       Modifikasi sistem pembakaran di kiln.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur injeksi O2 yang masuk ke tungku kiln. Semakin tinggi konsentrasi O2 di kiln semakin tinggi konsentrasi NO2 yang dihasilkan.

b.      Menggunakan burner yang menghasilkan NO2 rendah.

Burner didesain khusu supaya dapat mereduksi NO2 dengan mengontrolvolume udara yang masuk, kecepatan dan ratio udara primer yang masuk, dan pembakaran perlahan untuk menjaga temperature nyala pada level tinggi.

Apabila konsentrasi NO2 masih di atas batas emisi, maka dilakukan proses tambahan untuk mengolah NO2 yang keluar. Pengurangan NO2 dari proses produksi yang sedang berjalan dapat juga dilakukan dengan denitrifikasi:

Ada 2 macam proses denitrifikasi:

1.      Metode kering

Metode ini menggunakan alat tambahan atau xat untuk mengikat NO2

a)      Penyerapan dengan karbon aktif. Pada proses ini digunakan karbon aktif dari batu bara keras yang di produksi oleh FGR (Flue Gas Recirculation) yang berwarna coklat tua di jepang. Proses ini dapat mengururangi emisi gas NO2 sampai 80-90% untuk flue gas dengan kadar air 7, 5-12%. Batu bara jenis ini juga dapat menyerap logam berat dari flue gas.

b)      Selective Catalytic Reduction (SCR). Pada proses ini pengurangan emisi gas NO2 dilakukan dengan injeksi larutan ammonia berbentuk sarang tawon. Katalis ini dapat terbentuk dari TiO2, Al2O3, Pt, V2O5. Cara ini dapat mereduksi 80-90% NO2 yang berbentuk dan diubah menjadi N2.

2.      Metode basah

Metode ini telah digunakan di pabrik asam nitrat di jepang. Prinsip kerjannya adalah pengurangan NO dan NO2 dengan sistem absorbasi menggunakan larutan NaOH, seperti terlihat pada reaksi di bawah ini:

2NaOH + 2NO à NaNO3 + NaNO2 + H2O

Garam yang terbentuk sebagian diolah dan sisanya dibuang ke laut. (lokasi pabrik di pinggir laut).

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGUKURAN DENSITAS LIQUID SEBAGAI FUNGSI SUHU

Proses Claus Dalam Industri Sulfur

PANAS PEMBAKARAN DERET ALKOHOL