Dampak dan Upaya Pencegahan Dampak Industri Nitrogen Terhadap Lingkungan
Dampak Industri Nitrogen Terhadap Lingkungan
a.
Dampak gas nitrogen
- Dapat menyebabkan global waming
- Menimbulkan hujan asam yang dapat
menurunkan kesuburan tanah
- Menimbulkan korosi
- Apabila terhirup oleh manusia dapat
menyebabkan kematian
- Dapat menyebabkan iritasi paru-paru dan
saluran pernapasana pada manusia
b.
Dampak negative pupuk urea
- Apabila penggunaan tidak sesuai takaran
dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah
Jika pupuk diberikan
dalam takaran yang tidak sesuai, dapat mengakibatkan tanah menjadi masam
sehingga penyerapan unsur hara terhambat.
- Putusnya mata rantai makanan
Apabila salah satu
makhluk hidup mati, maka dapat mengganggu mata rantai makanan sehingga
mengalami kepunahan. Oleh karena itu, dalam pemberian pupuk harus benar-benar
diperhatikan tkarannya agar tidak merugikan salah satu makhluk hidup.
- Punahnya mikroorganisme alami pembasmi
hama
Tidak hanya tanaman
saja yang bergantung pada tanah, sehingga apabila terlalu banyak dalam memberi
pupuk dapat mengakibatkan menurunnya kadar imunitas dari beberapa hama dan
penyakit
- Mudah larut dalam aliran air sehingga
dapat merusak ekosistem lainnya
Jika pupuk ikut
dalam aliran air maka pupuk tersebut akan mengendap pada tanah yang dilewatinya
sehingga dapat menyebabkan ekosistem lainnya rusak
c.
Dampak positif pupuk urea
- Tanaman terhindar dari hama dan
penyakit
Pemberian pupuk
kimia dapat menjadikan tanaman lebih sehat dan terhindar dari segala jenis hama
dan penyakit.
- Tanaman dapat tumbuh dengan cepat
dengan pemberian sesuai ukuran
Pupuk memiliki
kandungan yang baik sehingga dapat memberikan nutrisi bagi tumbuhan dan tanaman
akan tumbuh dengan cepat.
- Hasil panen lebih banyak sehingga
memberikan keuntungan terhadap petani
- Memperkuat unsur hara dalam tanah
- Lebih praktis dan mudah digunakan
Upaya Pencegahan Dampak Industri Nitrogen
a.
Modifikasi sistem pembakaran di kiln.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur
injeksi O2 yang masuk ke tungku kiln. Semakin tinggi
konsentrasi O2 di kiln semakin tinggi konsentrasi NO2
yang dihasilkan.
b.
Menggunakan burner yang menghasilkan NO2
rendah.
Burner didesain khusu supaya dapat mereduksi
NO2 dengan mengontrolvolume udara yang masuk, kecepatan dan ratio udara primer
yang masuk, dan pembakaran perlahan untuk menjaga temperature nyala pada level
tinggi.
Apabila konsentrasi NO2 masih di atas batas emisi,
maka dilakukan proses tambahan untuk mengolah NO2 yang keluar. Pengurangan NO2
dari proses produksi yang sedang berjalan dapat juga dilakukan dengan
denitrifikasi:
Ada 2 macam proses denitrifikasi:
1.
Metode kering
Metode ini
menggunakan alat tambahan atau xat untuk mengikat NO2
a)
Penyerapan dengan karbon aktif. Pada proses
ini digunakan karbon aktif dari batu bara keras yang di produksi oleh FGR (Flue
Gas Recirculation) yang berwarna coklat tua di jepang. Proses ini dapat
mengururangi emisi gas NO2 sampai 80-90%
untuk flue gas dengan kadar air 7, 5-12%. Batu bara
jenis ini juga dapat menyerap logam berat dari flue gas.
b)
Selective Catalytic Reduction (SCR). Pada
proses ini pengurangan emisi gas NO2 dilakukan dengan injeksi larutan ammonia
berbentuk sarang tawon. Katalis ini dapat terbentuk dari TiO2, Al2O3, Pt, V2O5.
Cara ini dapat mereduksi 80-90% NO2 yang berbentuk dan
diubah menjadi N2.
2.
Metode basah
Metode ini telah digunakan di pabrik asam
nitrat di jepang. Prinsip kerjannya adalah pengurangan NO dan NO2 dengan sistem
absorbasi menggunakan larutan NaOH, seperti terlihat pada reaksi di bawah ini:
2NaOH + 2NO à NaNO3 + NaNO2 + H2O
Garam yang terbentuk sebagian diolah dan sisanya
dibuang ke laut. (lokasi pabrik di pinggir laut).
Komentar
Posting Komentar